Di era perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju pesat banyak ilmu – ilmu baru yang mulai di temukan dan di kembangkan saat ini. Seperti dalam hal perkembangan kemampuan otak tengah, makin banyak orang yang melakukan penelitian tentang hal tersebut. Dalam setiap perkembangan sesuatu ilmu pasti memiliki manfaat dan dampak negatif dari suatu ilmu. Pada kesempatan ini saya akan menuliskan dampak negatif dari perkembangan ilmu mengenai manipulasi otak tengah.
Walaupun perkembangan manipulasi otak tengah memiliki manfaat tapi tidak lupa juaga ilmu ini memiliki kekurangan juga seperti dalam tulisannya, Lely Setyawati Kurniawan, seorang Psikiater dari Denpasar, Bali, menyebut kondisi seperti yang dialami oleh anak-anak dengan memanipulasi otak tengah yaitu sebagai awareness, yakni suatu kondisi mental penuh kewaspadaan. Kondisi awareness yang berlebihan akan membuat seseorang mengalami berbagai gangguan kejiwaan, berupa gejala yang ringan berupa Gangguan Cemas Menyeluruh, sampai tipe berat berupa Gangguan Paranoid.
Kondisi awareness tersebut muncul setelah otak tengah anak-anak tersebut diaktivasi dengan suatu cara tertentu, seperti memperdengarkan alunan musik klasik dan instrumentalia lainnya, gerakan-gerakan tubuh, menciptakan suasana tertentu, dan lain-lain, kemudian ditambah juga dengan program neuro-linguistik (NLP) yang disisipkan demi sebuah proses aktivasi yang nantinya mengarah pada suatu keadaan extra sensory perception (ESP).
Namun perlu diketahui bahwa hingga hari ini belum ada satupun publikasi ilmiah yang menyatakan bahwa aktivasi otak tengah meningkatkan kecerdasan manusia, apalagi meng-upgrade-nya menjadi jenius.
Sebaliknya penelitian beberapa ahli sudah membuktikan secara ilmiah bahwa aktivasi otak tengah bisa memberikan dampak buruk bagi fungsi organ tubuh, seperti penelitian Musa A. Haxiu & Bryan K. Yamamoto (2002) membuat suatu penelitian otak tengah pada 24 ekor musang jantan. Hasilnya aktivasi otak tengah di daerah periaquaductal gray (PAG) ternyata justru mengakibatkan otot-otot polos pernafasan mengalami relaksasi, sehingga mengganggu pernafasan hewan-hewan tersebut.
Begitu juga dengan penelitian Peter D. Larsen, Sheng Zhong, dkk. (2001) ada beberapa hal yang berubah karena aktivasi otak tengah, misalnya tekanan arteri utama (mean arterial pressure), aliran darah di ginjal (renal blood flow), aliran darah di daerah paha (femoral blood flow), persarafan daerah bawah jantung (Inferior cardiac), persarafan simpatis dan denyut jantung akan makin meningkat, sebaliknya tekanan darah justru turun, aktivitas persarafan di daerah tulang belakang juga turun. Peningkatan tekanan arteri, aliran darah ginjal dan paha tersebut bisa mencapai 328%.
Tulisan Hugo D. Critchley, Peter Taggart dkk. (2005) membuat kita lebih terperangah lagi, karena ternyata induksi lateralisasi pada aktifitasi otak tengah dapat mengakibatkan mental stres, serta berbagai stres lain yang akan memicu gangguan irama jantung dan kematian mendadak (sudden death). Penyebabnya adalah karena tidak seimbangnya dorongan simpatetik persyarafan jantung.
Dalam hal ini orang tua harus lebih teliti dalam memilih apa yang terbaik untuk anak nya termasuk untuk membiarkan anaknya ikut dalam bimbingan otak tengah atau tidak. Karena itu memiliki dampak positif maupun negatif yang sama.
Sumber: Lely Setyawati Kurniawan, seorang Psikiater, Staf Dosen di Bagian Psikiatri pada Fakultas Kedokteran Udayana, Bali, dan sebagai konsultan Forensik Psikiatri di RSUP Sanglah, Denpasar
Di era perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju pesat banyak ilmu – ilmu baru yang mulai di temukan dan di kembangkan saat ini. Seperti dalam hal perkembangan kemampuan otak tengah, makin banyak orang yang melakukan penelitian tentang hal tersebut. Dalam setiap perkembangan sesuatu ilmu pasti memiliki manfaat dan dampak negatif dari suatu ilmu. Pada kesempatan ini saya akan menuliskan dampak positif dari perkembangan ilmu pengetahuan mengenai manipulasi otak tengah.
Aktivasi otak tengah adalah suatu penemuan fenomenal dalam pendidikan anak. Teori penggunaan otak tengah sebenarnya telah banyak dilakukan pada banyak negara negara di Asia terutama Jepang. Jepang telah lama melakukan praktek aktivasi otak tengah pada anak-anak.Seorang anak yang telah diaktivasi otak tengah akan memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan anak yang otak tengahnya belum di aktivasi.
Salah satu keuntungan dalam manipulasi otak tengah adalah Kemampuan prediksi (memperkirakan apa yang akan terjadi beberapa saat kemudian) adalah kemampuan yang lebih tinggi yang dapat di miliki oleh seorang anak. Seorang anak yang telah mendapat aktivasi otak tengah dapat ‘menduga’ kartu apa yang akan muncul pada saat orang tersebut masih mengocok kartunya. Begitu selesai mengocok, dan memilih sebuah kartu, orang tersebut mengambil sebuah kartu yang ternyata tepat seperti ‘dugaan’ sang anak tersebut.
Selain itu seseorang yang mempuanyai kemampuan memanipulasi otak tegah diharapkan dapat mengembangkan otak kanan dan otak kiri secara lebih maksimal sehingga mereka dapat masuk kategori jenius. Bukan hanya dalam otak kiri (IQ, intelektual) , atau otak kanan (emosional, EQ) tetapi juga dalam ‘Loving Inteligence’. Mereka adalah individu yang seimbang dan mengasihi orang lain seperti sang pencipta mengasihi dia.
Beberapa keistimewahan mengaktifkan otak tengah adalah :
1.Mengingatkan kemampuan pengingatan
2.Dapat mendorong perhatian
3.Kreatif
4.Mengimbangkan hormone
5.Kesetabilan emosi
Semua ilmu pengetahuan memiliki keistimewahan dan kekurangan yang sama, tinggal kedewasaan kita memanfaatkan dan memilih mana yang baik dan yang buruk buat diri kita sendiri tanpa mempengaruhi atau mengucilkan pendapat atau pandangan orang lain
Di era globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju, banyak ilmu pengetahuan yang mengembangkan cabang dari ilmu pengetahuan, salah satunya ilmu pengetahuan Psikologi yang semakin berkembang pesat dengan mempelajari banyak hal dalam kejiwaan, psikologis dan perkembangan pada manusia. Dalam kesempatan ini penulis akan membahas perkembangan kognitif pada balita
Masa bayi atau balita (di bawah lima tahun) adalah masa yang paling signifikan dalam kehidupan manusia. Masa balita merupakan salah satu periodeusia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan limatahun,atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah. Pada periode usia ini pemahaman terhadap obyek telah lebih ajeg. Balita memahami bahwa obyek yang diaembunyikan masih tetap ada, dan akan mengetahui keberadaan obyek tersebut jika proses penyembunyian terlihat oleh mereka. Akan tetapi jika prose penghilangan obyek tidak terlihat, balita mengetahui benda tersebut masih ada, namun tidak mengetahui dengan tepat letak obyek tersebut. Balita akan mencari pada tempat terakhir ia melihat obyek tersebut. Oleh karena itu pada permainan sulap sederhana, balita masih kesulitan untuk membuat prediksi tempat persembunyian obyek sulap.
BAB II PEMBAHASAN
PENGERTIAN
Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah satu periodeusia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan limatahun,atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.
Teori Perkembangan Kognitif menurut Konsep Vygotsky
Perkembangan kognitif dan bahasa anak-anak tidak berkembang dalam situasi sosial yang hampa. Lev Vygotsky (1896-1934) seorang psikolog berkebangsaan Rusia, mengenal poin penting tentang pikiran anak lebih dari setengah abad yang lalu. Teori Vygotsky mendapat perhatian yang makin besar ketika memasuki akhir abad ke-20.
Sezaman dengan Piaget, Vygotsky menulis di Uni Sofiet selama sepuluh tahun dari tahun 1920-1930. Namun karyanya baru dipublikasikan diduia barat pada tahun 1960an. Sejak saat itulah, tulisan-tulasannya menjadi sangat berpengaruh didunia. Vygotsky juga mengagumi Piaget , Vigotsky setuju dengan teori Piaget bahwa perkembangan kognitiv terjadi secara bertahap dan dicirikan dengan gaya berpikir yang berbeda-beda, akan tetapi Vygotsky tidak setuju dengan pandangan Piaget bahwa anak menjelajahi dunianya sendirian dan membentuk gambara realitasya sendirian, karena menurut Vygotsky suatu pengetahuan tidak hanya didapat oleh anak itu sendiri melainkan mendapat bantuan dari lingkungannya juga.
Karya vygotsky didasarkan pada pada tiga ide utama:
1. Bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan
sulit mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka ketahui.
2. Bahwa interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual.
3. Peran utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa.
Sumbangan psikologi kognitif berakar dari teori-teori yang menjelaskan bagaimana otak bekerja dan bagaimana individu memperoleh dan memproses informasi. Pandangan yang ditawarkan Vygotsky dan para ahli psikologi kognitif yang lebih mutakhir adalah penting dalam memahami penggunaan-penggunaan strategi belajar karena tiga alasan. Pertama, mereka menggaris bawahi peran penting pengetahuan alam dalam proses belajar. Dua, mereka membantu kita memahami pengetahuan dan perbedaan antara berbagai jenis pengetahuan. Tiga, merka membantu menjelaskan bagaimana pengetahuan diperoleh manusia dan diproses didalam sistem memori otak.
PERKEMBANGAN KOGNITIF
A. Perkembangan Kognitif Anak Usia 1 – 2 Tahun (12 – 24 bulan)
Sewaktu lahir, berat otak anak sekitar 27% berat otak orang dewasa. Pada usia 2 tahun, berat otak anak sudah mencapai 90% dari berat otak orang dewasa (sekitar 1200 gram). Hal ini menunjukkan bahwa pada usia ini, masa perkembangan otak sangat pesat. Pertumbuhan ini memberikan implikasi terhadap kecerdasan anak.
Pada usia ini, anak mengembangkan rasa keingintahuannya melalui beberapa hal berikut ini :
1. Belajar melalui pengamatan/ mengamati.
Mulai usia 13 bulan, anak sudah mulai mengamati hal-hal di sekitarnya. Banyak “keajaiban” di sekitarnya mendorong rasa ingin tahu anak. Anak kemudian melakukan hal-hal yang sering dianggap bermain, padahal anak sedang mencari tahu apa yang akan terjadi kemudian setelah anak melakukan suatu hal sebagai pemuas rasa ingin tahunya.
2. Meniru orang tua.
Sekitar usia 17 bulan, anak sudah mulai mengembangkan kemampuan mengamati menjadi meniru. Hal yang ditirunya adalah hal-hal yang umumnya dilakukan orangtua. Pada usia 19 bulan, anak sudah banyak dapat meniru perilaku orangtua.
3. Belajar konsentrasi.
Pada usia 14 bulan, anak sudah mengarahkan daya pikirnya terhadap suatu benda. Hal ini dapat dilihat pada ketekunan anak dengan satu mainan atau satu situasi. Kemampuan anak untuk berkonsentrasi tergantung pada keadaan atau daya tarik berbagai hal yang ada di sekelilingnya. Kemampuan anak untuk berkonsentrasi pada usia ini adalah sekitar 10 menit.
4. Mengenal anggota badan.
Pada usia sekitar 15 bulan, anak sudah dapat diajarkan untuk mengucapkan kata-kata. Anak-anak akan merasa sangat senang jika orangtua mengajarkan kata-kata yang bernamakan anggota tubuhnya sambil menunjukkan anggota tubuhnya.
5. Memahami bentuk, kedalaman, ruang dan waktu.
Pada tahun kedua, anak sudah memiliki kemampuan untuk memahami berbagai hal. Melalui pengamatannya, anak menemukan adanya bentuk, tinggi atau rendah benda (kedalaman) dan membedakan kesempatan berdasarkan tempat (ruang ) dan waktu. Pemahaman ini mulai tampak pada usia 18 – 24 bulan.
6. Mulai mampu berimajinasi.
Kemampuan berimajinasi atau membentuk citra abstrak berkembang mulai usia 18 bulan. Anak sudah mulai menampakkan kemampuan untuk memikirkan benda yang tidak dilihatnya.
7. Mampu berpikir antisipatif.
Kemampuan ini mulai tampak pada anak usia 21 – 23 bulan. Anak tidak sekedar mengimajinasikan benda yang tidak ada di hadapannya, lebih jauh lagi dia mulai dapat mengantisipasi dampak yang akan terjadi pada hal yang dilakukannya.
8. Memahami kalimat yang terdiri dari beberapa kata.
Pada usia 12 – 17 bulan, anak sudah dapat memahami kalimat yang terdiri atas rangkaian beberapa kata. Selain itu, anak juga sudah dapat mengembangkan komunikasi dengan menggunakan gerakan tubuh, tangisan dan mimik wajah. Pada usia 13 bulan, anak sudah mulai dapat mengucapkan kata-kata sederhana seperti “mama” atau “papa”. Pada usia 17 bulan, umumnya anak sudah dapat mengucapkan kata ganti diri dan merangkainya dengan beberapa kata sederhana dan mengutarakan pesan-pesan seperti: “ Adik mau susu.”
9. Cepat menangkap kata-kata baru.
Pada usia 18 – 23 bulan, anak mengalami perkembangan yang pesat dalam mengucapkan kata-kata. Perbendaharaan kata anak-anak pada usia ini mencapai 50 kata. Selain itu, anak sudah mulai sadar bahwa setiap benda memiliki nama sehingga hal ini mendorongnya untuk melancarkan kemampuan bahasanya dan belajar kata-kata baru lebih cepat.
B. Perkembangan Kognitif Anak Usia 2 – 3 Tahun (24 – 36 Bulan)
Kemampuan kognitif anak usia 2 – 3 tahun semakin kompleks. Perkembangan anak usia 2 – 3 tahun ditandai dengan beberapa tahap kemampuan yang dapat dicapai anak, yaitu sebagai berikut :
1. Berpikir simbolik.
Anak usia 2 tahunan memiliki kemampuan untuk menggunakan simbol berupa kata-kata, gambaran mental atau aksi yang mewakili sesuatu. Salah satu bentuk lain dari berpikir simbolik adalah fantasi, sesuatu yang dapat digunakan anak ketika bermain. Mendekati usia ketiga, kemampuan anak semakin kompleks, dimana anak sudah mulai menggunakan obyek subtitusi dari benda sesungguhnya. Misalnya anak menyusun bantal- bantal sehingga menyerupai mobil dan dianggapnya sebagai mobil balap.
2. Mengelompokkan, mengurut dan menghitung.
Pada tahun ketiganya, anak sudah dapat mengelompokkan mainannya berdasarkan bentuk, misalnya membedakan kelompok mainan mobil-mobilan dengan boneka binatang. Selain mengelompokkan, anak juga mampu menyusun balok sesuai urutan besarnya dan mengetahui perbedaan antara satu dengan beberapa (kemampuan menghitung).
3. Meningkatnya kemampuan mengingat.
Kemampuan mengingat anak akan meningkat pada usia 8 bulan hingga 3 tahun. Sekitar usia 2 tahun, anak dapat mengingat kembali kejadian-kejadian menyenangkan yang terjadi beberapa bulan sebelumnya. Mereka juga dapat memahami dan mengingat dua perintah sederhana yang disampaikan bersama-sama. Memasuki usia 2,5 hingga 3 tahun, anak mampu menyebutkan kembali kata-kata yang terdapat pada satu atau dua lagu pengantar tidur.
4. Berkembangnya pemahaman konsep.
Ketika mencapai usia 18 bulan, anak memahami waktu untuk pertama kalinya yaitu pemahaman “sebelum” dan “sesudah”. Selanjutnya pemahaman “hari ini”. Pada usia 2,5 tahun, anak mulai memahami pengertian “besok”, disusul dengan “kemarin” dan pengertian hari-hari selama seminggu di usia 3 tahun.
5. Puncak perkembangan bicara dan bahasa.
Pada usia sekitar 36 bulan, perbendaharaan kata anak dapat mencapai 1000 kata dengan 80% kata-kata tersebut dapat dipahaminya. Pada usia ini biasanya anak mulai banyak berbicara mengenai orang-orang di sekelilingnya, terutama ayah, ibu dan anggota keluarga lainnya.
BAB III KESIMPULAN
Masa bayi atau balita (di bawah lima tahun) adalah masa yang paling signifikan dalam kehidupan manusia. Masa balita merupakan salah satu periodeusia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan limatahun,atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.
psikologi kognitif berakar dari teori-teori yang menjelaskan bagaimana otak bekerja dan bagaimana individu memperoleh dan memproses informasi. Pandangan yang ditawarkan Vygotsky dan para ahli psikologi kognitif yang lebih mutakhir adalah penting dalam memahami penggunaan-penggunaan strategi belajar karena tiga alasan. Pertama, mereka menggaris bawahi peran penting pengetahuan alam dalam proses belajar. Dua, mereka membantu kita memahami pengetahuan dan perbedaan antara berbagai jenis pengetahuan. Tiga, merka membantu menjelaskan bagaimana pengetahuan diperoleh manusia dan diproses didalam sistem memori otak.
Sewaktu lahir, berat otak anak sekitar 27% berat otak orang dewasa. Pada usia 2 tahun, berat otak anak sudah mencapai 90% dari berat otak orang dewasa (sekitar 1200 gram). Hal ini menunjukkan bahwa pada usia ini, masa perkembangan otak sangat pesat. Pertumbuhan ini memberikan implikasi terhadap kecerdasan anak.
Kemampuan kognitif anak usia 2 – 3 tahun semakin kompleks. Perkembangan anak usia 2 – 3 tahun ditandai dengan beberapa tahap kemampuan yang dapat dicapai anak,
Di era globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju, banyak ilmu pengetahuan yang mengembangkan cabang dari ilmu pengetahuan, salah satunya ilmu pengetahuan Psikologi yang semakin berkembang pesat dengan mempelajari banyak hal dalam kejiwaan, psikologis dan perkembangan pada manusia. Dalam kesempatan ini penulis akan membahas perkembangan bahasa pada manuusi.
Bahasa adalah bentuk aturan atau sIstem lambang yang digunakan anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi. Bahasa bisa diekspresikan melalui bicara mengacu pada simbol verbal. Selain itu bahasa dapat juga diekspresikan melalui tulisan, tanda gestural dan musik. Bahasa juga dapat mencakup aspek komunikasi nonverbal seperti gestikulasi, gestural atau pantomim. Gestikulasi adalah ekspresi gerakan tangan dan lengan untuk menekankan makna wicara. Pantomim adalah sebuah cara komunikasi yang mengubah komunikasi verbal dengan aksi yang mencakup beberapa gestural (ekspresi gerakan yang menggunakan setiap bagian tubuh) dengan makna yang berbeda beda.
PEMBAHASAN
Bahasa adalah bentuk aturan atau sIstem lambang yang digunakan anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi. Bahasa bisa diekspresikan melalui bicara mengacu pada simbol verbal. Selain itu bahasa dapat juga diekspresikan melalui tulisan, tanda gestural dan musik. Bahasa juga dapat mencakup aspek komunikasi nonverbal seperti gestikulasi, gestural atau pantomim. Gestikulasi adalah ekspresi gerakan tangan dan lengan untuk menekankan makna wicara. Pantomim adalah sebuah cara komunikasi yang mengubah komunikasi verbal dengan aksi yang mencakup beberapa gestural (ekspresi gerakan yang menggunakan setiap bagian tubuh) dengan makna yang berbeda beda.
Bzoch yang membagi perkembangan bahasa anak dari lahir sampai usia 3 tahun dalam empat stadium.
1.Perkembangan bahasa bayi sebagai komunikasi prelinguistik. 0-3 bulan. Periode lahir sampai akhir tahun pertama. Bayi baru lahir belum bisa menggabungkan elemen bahasa baik isi, bentuk dan pemakaian bahasa. Selain belum berkembangnya bentuk bahasa konvensional, kemampuan kognitif bayi juga belum berkembang. Komunikasi lebih bersifat reflektif daripada terencana. Periode ini disebut prelinguistik. Meskipun bayi belum mengerti dan belum bisa mengungkapkan bentuk bahasa konvensional, mereka mengamati dan memproduksi suara dengan cara yang unik. Klinisi harus menentukan apakah bayi mengamati atau bereaksi terhadap suara. Bila tidak, ini merupakan indikasi untuk evaluasi fisik dan audiologi. Selanjutnya intervensi direncanakan untuk membangun lingkungan yang menyediakan banyak kesempatan untuk mengamati dan bereaksi terhadap suara.
2.Kata – kata pertama : transisi ke bahasa anak. 3-9 bulan. Salah satu perkembangan bahasa utama milestone adalah pengucapan kata-kata pertama yang terjadi pada akhir tahun pertama, berlanjut sampai satu setengah tahun saat pertumbuhan kosa kata berlangsung cepat, juga tanda dimulainya pembetukan kalimat awal. Berkembangnya kemampuan kognitif, adanya kontrol dan interpretasi emosional di periode ini akan memberi arti pada kata-kata pertama anak. Arti kata-kata pertama mereka dapat merujuk ke benda, orang, tempat, dan kejadian-kejadian di seputar lingkungan awal anak.
3.Perkembangan kosa kata yang cepat-Pembentukan kalimat awal. 9-18 bulan. Bentuk kata-kata pertama menjadi banyak, dan dimulainya produksi kalimat. Perkembangan komprehensif dan produksi kata-kata berlangsung cepat pada sekitar 18 bulan. Anak mulai bisa menggabungkan kata benda dengan kata kerja yang kemudian menghasilkan sintaks. Melalui interaksinya dengan orang dewasa, anak mulai belajar mengkonsolidasikan isi, bentuk dan pemakaian bahasa dalam percakapannya. Dengan semakin berkembangnya kognisi dan pengalaman afektif, anak mulai bisa berbicara memakai kata-kata yang tersimpan dalam memorinya. Terjadi pergeseran dari pemakaian kalimat satu kata menjadi bentuk kata benda dan kata kerja.
4.Dari percakapan bayi menjadi registrasi anak pra sekolah yang menyerupai orang dewasa. 18-36 bulan. Anak dengan mobilitas yang mulai meningkat memiliki akses ke jaringan sosial yang lebih luas dan perkembangan kognitif menjadi semakin dalam. Anak mulai berpikir konseptual, mengkategorikan benda, orang dan peristiwa serta dapat menyelesaikan masalah fisik Anak terus mengembangkan pemakaian bentuk fonem dewasa
Faktor resiko gangguan perkembangan bicara dan bahasa pada anak.
Faktor gangguan perkembangan bahasa sangat banyak dan luas, semua gangguan mulai dari proses pendengaran, penerusan impuls ke otak, otak, otot atau organ pembuat suara. Adapun beberapa penyebab gangguan atau keterlambatan bicara adalah gangguan pendengaran, kelainan organ bicara, retardasi mental, kelainan genetik atau kromosom, autis, mutism selektif, keterlambatan fungsional, afasia reseptif dan deprivasi lingkungan. Deprivasi lingkungan terdiri dari lingkungan sepi, status ekonomi sosial, tehnik pengajaran salah, sikap orangtua. Gangguan bicara pada anak dapat disebabkan karena kelainan organik yang mengganggu beberapa sistem tubuh seperti otak, pendengaran dan fungsi motorik lainnya.
Faktor Internal
Berbagai faktor internal atau faktor biologis tubuh seperti faktor persepsi, kognisi dan prematuritas dianggap sebagai faktor penyebab keterlambatan bicara pada anak.
Persepsi
Kemampuan membedakan informasi yang masuk disebut persepsi. Persepsi berkembang dalam 4 aspek : pertumbuhan, termasuk perkembangan sel saraf dan keseluruhan sistem; stimulasi, berupa masukan dari lingkungan meliputi seluruh aspek sensori, kebiasaan, yang merupakan hasil dari skema yang sering terbentuk. Kebiasaan, habituasi, menjadikan bayi mendapat stimulasi baru yang kemudian akan tersimpan dan selanjutnya dikeluarkan dalam proses belajar bahasa anak. Secara bertahap anak akan mempelajari stimulasi-stimulasi baru mulai dari raba, rasa, penciuman kemudian penglihatan dan pendengaran.
Kognisi
Anak pada usia ini sangat aktif mengatur pengalamannya ke dalam kelompok umum maupun konsep yang lebih besar. Anak belajar mewakilkan, melambangkan ide dan konsep. Kemampuan ini merupakan kemampuan kognisi dasar untuk pemberolehan bahasa anak.
Beberapa teori yang menjelaskan hubungan antara kognisi dan bahasa :
1.Bahasa berdasarkan dan ditentukan oleh pikiran (cognitive determinism)
2.Kualitas pikiran ditentukan oleh bahasa (linguistic determinism)
3.Pada awalnya pikiran memproses bahasa tapi selanjutnya pikiran dipengaruhi oleh bahasa.
4.Bahasa dan pikiran adalah faktor bebas tapi kemampuan yang berkaitan.
Edi berusia 30 tahun. Subjek (Edi) merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara dan tinggal di Mampang Depok. Saat masih duduk dibangku kuliah subjek (Edi) sudah bekerja sambil kuliah. Subjek (Edi) merupakan lulusan S1 di ISIP Jakarta. Edi sebelumnya pernah bekerja di radio elsinta daerah Jakarta, tempat penjualan bir dan penjual tiket di jalan masuk pintu tol karena sang ayah bekerja di jasa marga. Edi keluar dari tempat penjualan bir karena sang ibu sakit liver (kanker) dan akhirnya meninggal dunia.Untuk memenuhi kebutuhannya dia membuka usaha kecil-kecilan (pencuci helm),dia mengeluarkan modal awal ± Rp 2.000.000,-.Edi membuka usaha sebagai pencuci helm di daerah Depok Town Centre, jalan raya Sawangan dan untuk satu helm ia beri harga Rp 10.000,- dan tidak memiliki karyawan Uang yang dihasilkan subjek cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.dan untuk sebulan subjek bisa menghasilkan uang ± Rp 1.500.000,-. Edi membuka usahanya ini dari nol, dia mendirikan usaha ini karena dia menggangap usaha ini masih belum ada dan kedepannya sangat cerah. Hal ini bisa dia lakukan karena dari kecil dia dibiasakan oleh ibunya untuk selalu mandiri dan bekerja keras,dengan begitu Edi selalu bersyukur dan merasa nyaman dengan pekerjaannya meskipun menurut orang lain pekerjaan itu tidak akan bisa cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.Karena tempat kerjanya yang kurang memadai jika turun hujan dia kehujanan jika panas kepanasan tetapi dengan begitu dia tetap semangat dan selalu bersyukur.Sampai sekarang usahanya sudah mulai berkembang pesat.
Kisah ini di mulai disebuah stasiun kereta api di daerah jakarta selatan tepatnya di stasiun pandok ranji aku bertemu dengan seorang wanita berkerudung dengan wajah elok khas daerah banten, namun sanyang saya lupa untuk menanyakan siapa nama dia, menurut saya dia wanita yang sangat manis dan baik yang membuat saya susah melupakan wajahnya di pikiranku.
Peristiwa ini terjadi pada saat aku main dengan teman-teman kedaerah ciputat kebetulan di situ cuma aku yang laki-laki sendirian yang lainnya perempuan semua. kami pergi dari rumah mengunakan kereta api sampai di stasiun pondok ranji, kami pun langsung bergegas turun dari kereta, dan langsung naik mobil angkot untuk pergi ke ciputat kerumah teman saya.
Dirumah teman kami itu, kami semua ngobrol dan becanda gurau, sampai tak terasa waktu sudah sore, kami pun langsung pergi ke stasiun sesampainya di stasiun kami bertumu dengan teman-teman yang dulu satu SMP dan disitu semuanya perempuan, hanya aku laki-lakinya, karena saya merasa tidak enak maka aku pindah tempat duduk untuk menunggu kereta.
Pada saat ku duduk datang dua orang wanita berkerudung kayanya mereka kaka sama adiknya. Setelah duduk lama, salah satu dari wanita berkerudung yang berwajah manis bertanya, “sekarang jam berapa” ujarnya. tidak tunggu lama lagi aku langsung menjawabnya “jam empat”. Berawal dari pertanyaan ini aku sama wanita berwajah manis ini ngobrol dengan sangat akrab. Setelah hampir satu jam kita ngobrol-ngobrol kereta pun datang dengan penumpang yang sangat banyak dan penuh, kami pun masuk dengan berdesak-desakan.
Setelah kami ada didalam kereta yang berdesak-desakan, dia berada didepan ku disitu dia senyum dan melihat kearah ku juga, setelah kereta agak kosong karena ku tidak tega melihat dia membawa tas yang besar akhirnya aku menawarkan diri untuk membawa dan memegangi tasnya. Didalam kereta itu pun kami saling bertanya jawab. karena berdesakan saat itu ada seorang laki-laki yang deket dengan dia yang mau usil akhirnya aku suruh dia untuk pendah tempat di belakang pungung saya. Disinilah aku sarakan dimana dia tidak memandang orang negatif, karena pada saat itu kami baru pertama bertemu namun dia sangat membuka diri. Saat itu dia bilang kalau ini pertama kalinya dia naik kereta sehingga dia merasa takut dan terus memegang tangan ku dan memegang pundak ku untuk menahan dorongan dari para penumpang lain. Dan disitu saya mulai merasa ada rasa yang beda membuat ku merasa nyaman dan serasa bersama orang yang sudah lama dekat.
Namun disaat aku mau bertanya siapa nama dia, kereta sudah sampai distasiun yang ku harus turun maka hanya senyuman dan kalimat “teriam kasih dan semoga kita bertemu lagi” yang terucap dari ku dan dia. Sesudah diluar kereta ku mencoba untuk melihat dia ke dalam, dia kembali senyuman dan wajah yang mempesona dia tunjukan kepada ku.
Sehigga sampai sekarang senyuman dan wajah manisnya masih merekat di hati dan pikiran ku. Namun masih ada satu pertanyaan yang masih membuat saya penasaran yaitu “Siapa Nama mu Nona berkerudung dan berwajah manis????
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang maha esa karena atas rahmat dan anugrah-Nya saya dapat menyelesaikan Tugas Penelitian Eksperimen sebagai salah satu Tugas Mata Kuliah Psikologi Sosial.
Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang sudah membantu kami, dalam menyelesaikan kliping tentang pendidikan ini. Terutama kepada dosen Psikologi Sosial yang sudah membimbing saya sehingga terselesai tugas ini.
Saya berharap makalah ini dapat berguna bagi semua pihak dan juga dapat dijadikan referensi dalam hal pembuatan makalah. Tak lupa saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya, untuk itu kami memohon maaf dan mengucapkan terima kasih atas partisipasinya.
Depok, 7November 2010
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAN .……………………………………………………………..……i
DAFTAR ISI........…………………………………………………………..…ii
BAB I PENDAHULUAN...................………………………………………….….1
BAB IIPEMBAHASAN...……………………………………………….………3
BAB IIIPENUTUP.......................……………………………………………….....7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….……..23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Denga perkembangan modernisasi berbagi ilmu pengetahuan pun berkembang. Salah satunya bidang psikologi berkembang semakin cepat, dalam bidang psikologi banyak membahas tentang individu atau pun hubungan sosial.selain itu pokok pembahasannya pun meluas dari dalam sampai luar dari individu. Dalam kesempatan ini penulis akan membahas tentang “Motivasi”.
Motivasi adalah sesuatu yang menunjuk ke kekuatan yang mendorong dan mengarahkan kenerhasilan perilaku yang tetap kearah tujuan tertentu. Sedangkan motif sendiri diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Suatu ciri dari motif adalah bahwa kita tidak akan pernah mengamati motif ini secara langsung. Ada beberapa macam teori tentang motivasi.
1.2Perumusan masalah :
Berdasarkan latar belakang seperti telah diuraikan di depan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “apa saja teori dalam motivasi”
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk melengkapi dan unntuk memehami tentang motivasi? 1.4 Metode penelitian
Adapun metode penyusunan penelitian ini menggunakan metode refrensi study pustaka.
1.5Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam Makalah ini adalah
1.Manfaat Teoritis
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis tindakan yang telah diajukan dalam penelitian ini dan pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai sumbangan pemikiran terhadap dunia pendidikan dalam rangka pemahamantentang motivasi.
b. Sebagai bahan pertimbangan dan acuan bagi penulis yang akan melakukan pembuatan makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian motivasi
Motivasi adalah sesuatu yang menunjuk ke kekuatan yang mendorong dan mengarahkan keberhasilan perilaku yang tetap kearah tujuan tertentu. Sedangkan motif sendiri diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Suatu ciri dari motif adalah bahwa kita tidak akan pernah mengamati motif ini secara langsung. Motif disimpulkan dari perilaku (segala sesuatu yang dikatakan dan dilakukan). Contohnya “siswa mengerjakan tugas agar berprestasi > jadi ada observasi pada siswa tersebut agar diketahui adanya motiff lain.
Adaptasi Morgan, 1986 :
Motivasiadalah dorongan yang dirasakan seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi tersebut dapat berasal dari dalam maupun dari luar diri seseorang. Morgan (1986)
Dapat berubah-ubah dan mengatur dirinya sendiri dalam berbagai waktu yang berbeda (lapar, seks, agresi, sakit, prestasi, dan afeksi terhadap penerimaan, pikiran, belajar, tindakan, dan bermimpi). Kesimpulan dari motif ini bahwa motib need (kebutuhan) dan desire (keinginan). Motif juga membuat kita membuat prediksi tentang prilaku. Contoh “ seseorang yang memiliki dorongan yang kuat untuk menyakiti orang lain, maka akan menunjukan kekejaman dalam banyak situasi yang berbeda. Seseorangyang cenderung mempunyai motif berteman akan mencari teman itu di banyak situasi yang ada.
2.2 Beberapa Teori Motivasi.
Teori motivasi : “untuk memberi serangkaian prinsip-prinsip untuk memberi petunjuk pemahaman kita tentang dorongan, keinginan, usaha, kebutuhan dan tujuan yang datang dari motivasi”.
1. Teori Drive
Teori “drive” bisa di artikan sebagai “teori-teori dorongan tentang motivasi” : perilaku didorong kearah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang. Secara umum, teori-teori drive mengatakan hal berikut : ketika keadaan dorongan internal muncul, individu didorong untuk mengaturnya dalam perilaku yang akan mengarah ke tujuan yan akan mengurangi intensitas keadaan yang didorong. Pada manusia dapat mencapai tujuan yang memadai yang mengurangi keadaan dorongan apabila dapat menyenangkan dan memuaskan.
Menurut Frued “ide-idenya tentang kepribadian pada bawaan, kelahiran, dorongan seksual dan agresif atau drive.” Motivasi terdiri dari :
a.Suatu keadaan yang mendorong
b.Perilaku yang mengarah ketujuan yang dilhami oleh keadaan dorong.
c.Pencapaian tujuan yang memadai
d.Pengurangan keadaan terdorong dan kepuasan subjectif dan kelegaan ketika tujuan sudah tercapai.
2. Teori-Teori Insentif
Ada sesuatu tentang tujuan itu sendiri yang memotivasi perilaku. teori insentif merupakan “teori-teori dorongan” tentang motivasi. Karena ciri-ciri tertentu yang mereka miliki, objek tujuan mendorong perilaku kearah tujuan tersebut. Objek-objek tujuan yang memotivasi perilaku disebut dengan insentif. Satu bagian penting dari banyak teori insentif adalah bahwa individu-individu mengharapkan kesenangan dari pencapaian dari apa yang mereka sebut dengan insentif positif dan dari penghindaraan dari apa yan disebut dengan insentif negatif.Contoh insentif yang paling umum dan paling dikenal oleh anak-anak misalnya jika anak naik kelas akan dibelikan sepeda baru oleh orangtua, maka anak belajar dengan tekun untuk mendapatkan sepeda baru.
3. Teori-Teori Proses
Teori oponen proses (proses melawan) mengambil suatu pandangan hedonistik tentang motivasi. Tetapi ini adalah hanya suatu permulaan karena teori itu mempunyai beberapa hal yang menarik untuk dikatakan tentang apa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Karena apa yang dikatakan dalam teorinya berkisar tentang “apa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan”, teori ini mungkin juga diklasifikasikan dalam teori tentang emosi.
Dasar teori ini adalah pengamatan bahwa banyak keadaan motivasi-emosi diikuti oleh keadaan yang bertentangan atau berlawanan. Contohnya anak mau belajar karena ia tidak ditinggal ibunya ke pasar/supermarket.Dari uraian di atas, dapat diasumsikan anak yang malas tidak merasa adanya insentif yang menarik bagi dirinya dan ia pun tidak merasakan perasaan menyenangkan dari belajar.
4. Teori-Teori Tingkat Optimum
Teori-teori tingkat optimum disebut juga just right theory (teori-teori yang baik-baik saja). Individu dimotivasi untuk berperilaku dalam suatu cara untuk mencapai tingkat dorongan (arousal) yang optimum. Contohnya, jika dorongan tersebut terlalu rendah, seseorang akan mencari tegangan untuk menaikan dorongan tersebut, begitu pula sebaliknya jika dorongan terlalu tinggi, seseorang akan berperilaku kearah penurunan dorongan. Bayangan diri anda sendiri dalam situasi banyak tugas dari dosen, anda pasti akan mencari hiburan setelah menyelesaikan tugas tersebut. Sebaliknya anda akan merasa bosan ketika anda tidak mempunyai tugas, maka anda akan mencari kesibukan untuk menghilangkan kejenuhan anda.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Motivasi adalah sesuatu yang menunjuk ke kekuatan yang mendorong dan mengarahkan keberhasilan perilaku yang tetap kearah tujuan tertentu. Sedangkan motif sendiri diartikan dengan istilah dorongan. Kesimpulan dari motif ini bahwa motib need (kebutuhan) dan desire (keinginan). Motif juga membuat kita membuat prediksi tentang prilaku. Contoh “ seseorang yang memiliki dorongan yang kuat untuk menyakiti orang lain, maka akan menunjukan kekejaman dalam banyak situasi yang berbeda. Seseorangyang cenderung mempunyai motif berteman akan mencari teman itu di banyak situasi yang ada.
Teori motivasi : “untuk memberi serangkaian prinsip-prinsip untuk memberi petunjuk pemahaman kita tentang dorongan, keinginan, usaha, kebutuhan dan tujuan yang datang dari motivasi”.