Minggu, 04 November 2012

desain sistem pakar untuk mendiagnosa stress


1.   Identifikasi Masalah :      Masalah konseling dan psikoterapi gangguan stress kerja dapat dikategorikan sebagai masalah Artificial Intelegent khususnya sistem pakar karena pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem yang dapat berperan sebagai seorang ahli atau seorang psikolog. Dengan kata lain terjadi pemindahan atau proses pengolahan informasi yang bersifat heuristic yang artinya membangun dan mengoperasikan basis pengetahuan yang berisi fakta beserta penalarannya. Dalam hal ini prosesnya disebut knowledge engineering yaitu penyerapan basis pengetahuan dari seorang pakar ke sebuah komputer.
Stres adalah stimulus atau situasi yang menimbulkan distres dan menciptakan tuntutan fisik dan psikis pada seseorang. Stres adalah reaksi/respons tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan mental/beban kehidupan). Stres membutuhkan koping dan adaptasi. Stres menurut Hans Selye menyatakan bahwa stres adalah respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Untuk mengetahui gangguan stress maka harus melihat gejala-gejala menimbulkan stress. Gejala yang dapat dilihat dan dirasakan seperti gejala psikologis, fisiologis dan perilaku yang telah dibuat oleh seorang psikolog.

2. Mencari Sumber dan Akusisi Pengetahuan
Dalam penyusunan sistem pakar didahului dengan melakukan rekayasa pengetahuan, yaitu proses pengumpulan dan pengorganisasian pengetahuan dari seorang atau beberapa pakar, mungkin dalam bentuk buku artikel, memo atau pengumpulan data yang lain.
Proses rekayasa pengetahuan dari pakar ke knowledge enginer ini ada 3 metode, yaitu : 1. Wawancara, 2. Penelusuran jalan pikiran pakar.
3 Observasi dan pengamatan
Beberapa aspek penting yang menyangkut pembuatan program sistem pakar, adalah: 1. Basis pengetahuan. 2. Mesin inferensi 3. Antar muka pemakai
Gelaja-gejala, tingkatan dan manejemen stress.
a.       Gejala Psikologi.
Gejala-gejala psikologi yang sering ditemui oleh psikolog/pakar :
-          Kecemasan,ketegangan,kebinggungan dan mudah tersinggung
-          Perasaan frustasi rasa marah, dan dendam (kebencian)
-          Sensitive dan hyperreactivity
-          Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi
-          Komunikasi yang tidak efektif
-          Perasaan terkucil dan terasing
-          Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual dan kehilangan konsentrasi
-          Kehilangan spontanitas dan kreativitas
-          Menurunnya rasa percaya diri

b.      Gejala fisiologis
-          Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan mengalami penyakit kardiovaskular
-          Gangguan tidur
-          Gangguan pada kulit
-          Gangguan lambun
-          Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot
-          Resiko tinggi kemungkinan terkena kanker
-          Gangguan pernapasa, termasuk gangguan dari kondisi yang ada.

c.       Gejala perilaku
-          Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari kerjaan
-          Menurunnya prestasi ([erformance) dan produktivitas
-          Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan
-          Perilaku sabotase dalam pekerjaan
-          Perilaku makan yang tidak normal
-          Meningkatkannya agresivitas, vandalism dan kriminalitas
-          Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman
-          Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri.
Tingkatan stress (Dr. Robert J. Van Amberg,1979)
a.       Stress tahap 1
-          Merupakan tahapan stress yang paling ringan dan menggembirakan / membangun
-          Biasanya ditandai oleh semangat kerja yang berlebih, senang dengan pekerjaannya
-          Secara tidak sadar menyebabkan cadangan energi menipis
b.      Stress tahap 2
-          Dampak stress yang semula menyenangkan sebagaimana diuraikan pada tahap 1 mulai menghilang.
-          Timbul keluhan-keluhan lelah yang disebabkan karena cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari karena tidak cukup waktu untuk beristirahat.
c.       Stress tahap 3
-          Bila seseorang tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya, maka keluhan lelah semakin nyata
-          Mulai muncul perasaan tidak tenang
-          Meningkatnya ketegangan emosional, insomnia, dan koordinasi tubuh terganggu
-          Pada tahapan ini seseorang sudah harus berkonsultasi pada dokter untuk memperoleh terapi, atau mengurangi beban stressnya dan tubuh memperoleh kesempatan untuk beristirahat guna menambah suplai energi yang mengalami deficit
-          Mulai timbul kelelahan / keluhan fisik semu yang apabila diperiksakan ke dokter seringkali oleh dokter dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik pada organ tubuhnya
d.      Stress tahap 4
-          Tahapan ini terjadi bila seseorang merasakan keluhan semu pada tahap 3 namun tetap memaksakan dirinya untuk bekerja tanpa istirahat yang cukup.
-          Mulai merasakan kebosanan / kejenuhan terhadap pekerjaan yang semula menyenangkan
-          Respon melambat
-          Konsentrasi menurun
-          Timbul rasa takut dan cemas
e.       Stress tahap 5
-          Ditandai dengan ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana
-          Ketakutan dan kecemasan semakin meningkat, timbul perasaan bingung dan panik
f.       Stress tahap 6
-          Merupakan tahapan klimaks, seseorang sering mengalami serangan panik dan perasaan takut mati.
-          Tidak jarang orang pada tahapan ini berulang-kali dibawa ke Unit Gawat Darurat bahkan ke ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik organ tubuh.
Manajemen Stress
a.       Kerekayasaan Organisasi
-          Mengubah lingkungan kerja agar tidak dirasakan sebagai lingkungan yang penuh stress
-          Memperhatikan lingkungan kerja
Menurut Everly&Girdano:
1.   Management by Objective
·         Menetapkan sasaran realistic
·         Merancang perangkat perencanaan, tindakan, metode untuk mencapai sasaran
·         Menciptakan strategi untuk mengukur keberhasilan
·         Mengukur keberhasilan mencapai sasaran
2.      Time management
·         Analisis waktu
·         Strategi untuk mengorganisasi
·         Strategi untuk follow up
b.      Kerekayasaan Individu
Mengubah faktor-faktor dalam individu agar :
-          Ambang stress meningkat
-          Toleransi terhadap stress meningkat, dapat lebih lama bertahan pada situasi yang penuh stress,dapat mempertahankan kesehatan
c.       Penenangan Pikiran
-          Mengurangi kegiatan berpikir, yaitu proses berpikir dalam bentuk merencana, mengingat, berkhayal, dan menalar yang secara berkesinambungan kita lakukan dalam keadaan bangun dan sadar
-          Cara yang dapat dilakukan :
·         Meditasi
·         Pelatihan relaksasi autogenic
·         Pelatihan relaksasi neuromuscular

d.      Penenangan Melalui Aktivitas Fisik
-          Menghamburkan atau untuk menggunakan sampai habis hasil-hasil stress yang diproduksi oleh ketakutan dan ancaman
-          Mengubah sistem hormon dan saraf ke dalam sikap mempertahankan

3.      Representasi Pengetahuan
Pengetahuan-pengetahuan yang telah didapat dari hasil akuisisi pengetahuan diatas diolah menjadi bentuk yang dapat dikenali oleh komputer. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan pembuatan prototype dari sistem berupa aturan-aturan yang akan digunakan. Representasi pengetahuan procedural disajikan dalam bentuk Metode kaidah produksi biasanya dituliskan dalam bentuk jika maka (ifthen). Kaidah ini dapat dikatakan sebagai hubungan implikasi dua bagian, yaitu bagian premise (jika) dan bagian konklusi (maka). Apabila bagian promise dipenuhi maka bagian konklusi juga akan bernilai benar.

4.      Mesin inferesi
Metode penalaran yang digunakan dalam sistem adalah penalaran pelacakan maju (Forward Chaining) yaitu dimulai dari sekumpulan fakta-fakta tentang suatu gejala yang diberikan oleh pengguna sebagai masukan sistem, untuk kemudian dilakukan pelacakan sampai tujuan akhir berupa diagnosis kemungkinan jenis gangguan perkembangan yang diderita dan penjelasan tentang jenis gangguan yang diderita serta cara pengobatannya. Strategi yang di gunakan dalam mekanisme inferensi terdiri dari tiga macam yaitu
a.       strategi penalaran
b.      strategi pengendalian
c.       strategi pelacakan

5.      Implementasi
Program sistem pakar ini menggunakan J2ME dengan hanya menyediakan fasilitas untuk Konsultasi tentang penyakit bayi. Dalam sistem ini terdapat menu berisi beberapa pertanyaan yang akan diajukan untuk mengetahui tentang tahap atau tingkatan stress melalui gejala gejala ada.

6.      Pengujian
Dilakukan evaluasi  terhadap berbagai criteria yang berkaitan dengan aplikasi seperti kelengkapan, ketetapan dan konsistensi pengetahuan, kemudahan mengakses, kemudahan melakukan komunikasi, struktur program, dan pemakaian memori.

bagan desain sistem pakar untuk diagnosa stess


Sumber :
8.      http://repository.amikom.ac.id/files/PUBLIKASI_05.12.1354.pdf